Peningkatan Ekspor Sektor Pertambangan dan Pertanian pada Bulan Februari 2024"

Penurunan ini terutama terjadi pada ekspor nonmigas dan migas, masing-masing turun sebesar 5,27 persen dan 12,93 persen (MoM).

BERITA

Novi

22 Maret 2024
Bagikan :

Jakarta - Pada Februari 2024, nilai ekspor Indonesia mencapai USD 19,31 miliar, mengalami penurunan sebesar 5,79 persen dibandingkan dengan ekspor Januari 2024 (MoM) dan turun 9,45 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu (YoY). Penurunan ini terutama terjadi pada ekspor nonmigas dan migas, masing-masing turun sebesar 5,27 persen dan 12,93 persen (MoM).

Meskipun terjadi penurunan ekspor nonmigas pada Februari 2024, sektor pertambangan dan sektor pertanian mencatat peningkatan ekspor, masing-masing sebesar 9,66 persen dan 5,37 persen (MoM). Namun, sektor industri pengolahan mengalami penurunan ekspor sebesar 9,22 persen (MoM), terutama disebabkan oleh penurunan ekspor beberapa komoditas utama seperti besi dan baja, lemak dan minyak hewan/nabati, serta logam mulia, perhiasan/permata.

Faktor-faktor yang memengaruhi penurunan kinerja ekspor antara lain libur Imlek, Pemilihan Umum, dan fluktuasi harga komoditas internasional. Namun, harga Crude Palm Oil (CPO) naik 1,42 persen pada Februari 2024, sementara harga bijih besi dan emas turun masing-masing sebesar 8,42 persen dan 0,46 persen (MoM).

Beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami penurunan terbesar pada Februari 2024 antara lain besi dan baja, ikan dan udang, lemak dan minyak hewan/nabati, serta logam mulia, perhiasan/permata. Namun, beberapa produk utama ekspor nonmigas masih mengalami peningkatan signifikan, seperti bijih, perak, dan abu logam, kopi, teh, dan rempah-rempah, serta berbagai makanan olahan.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebutkan bahwa Tiongkok, AS, dan India menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Februari 2024, dengan kontribusi sebesar 42,53 persen terhadap ekspor nonmigas nasional. Beberapa negara mitra dagang dengan kontraksi ekspor nonmigas Indonesia terdalam antara lain Singapura, Pakistan, dan Italia, sementara negara tujuan ekspor nonmigas dengan peningkatan tertinggi antara lain Jerman, Turki, dan Prancis (MoM).

Ditinjau dari kawasan tujuan ekspor, terjadi kontraksi ekspor nonmigas terdalam ke Karibia, Afrika Barat, dan Afrika Timur, sementara beberapa kawasan tujuan ekspor menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, seperti Eropa Utara, Australia, dan Asia Barat (MoM). Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Februari 2024 mencapai USD 18,44 miliar, turun 0,29 persen dibanding Januari 2024 (MoM), namun naik 15,84 persen dari Februari 2023 (YoY). Penurunan kinerja impor disebabkan oleh turunnya impor nonmigas dan naiknya impor migas (MoM).

Berdasarkan golongan penggunaan barang, penurunan impor pada Feb 2024 terutama dipicu oleh turunnya impor bahan baku/penolong, sementara impor barang konsumsi dan barang modal mengalami kenaikan (MoM). Beberapa produk impor barang konsumsi yang meningkat antara lain monitor, mesin pendingin udara (AC), dan beras, sedangkan barang modal yang mengalami kenaikan impor antara lain laptop, kapal pengangkut barang dan penumpang, dan mesin pembangkit listrik (MoM).

Sumber : sawitindonesia.com

Bagikan :

Artikel Lainnya