Inovasi Bungkil Sawit Indonesia, Cikal Bakal Bioethanol untuk SAF

Indonesia dorong inovasi bungkil sawit dalam mendukung target emisi rendah di sektor penerbangan.

BERITA

Arsad Ddin

27 November 2024
Bagikan :


Sumber ekon.go.id

Jakarta, HAISAWITBungkil sawit atau Palm Kernel Expeller (PKE) menjadi perhatian utama Indonesia sebagai bahan baku potensial untuk pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Produk sampingan dari proses ekstraksi minyak kelapa sawit ini memiliki peluang besar untuk mendukung penerbangan berkelanjutan.

Dilihat laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (27/11/2024), Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera, memaparkan potensi PKE dalam seminar “2024 ICAO APAC Regional Seminar on Environment” yang digelar di Bangkok, Thailand, pada 7-8 Agustus 2024. Menurut Dida, satu ton PKE mampu menghasilkan 250 liter bioethanol yang dapat diolah menjadi SAF.

Potensi PKE di Indonesia sangat besar. Produksi bungkil sawit nasional mencapai 6 juta ton per tahun. Dengan potensi ini, Indonesia sedang mengusulkan PKE untuk dimasukkan sebagai bahan bakar SAF dalam daftar Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA).

“Poin kedua adalah manfaat dan tantangan SAF. Bahan bakar itu dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan dianggap sebagai energi bersih,” jelas Deputi Dida.

Meski demikian, Dida mengungkapkan bahwa pengembangan SAF menghadapi sejumlah tantangan. “Namun, penggunaannya secara komersial masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan bahan baku, biaya tinggi, dan infrastruktur belum memadai,” tambahnya.

Sejak 2020, Indonesia telah melakukan uji coba penggunaan SAF dengan hasil yang menggembirakan. Salah satunya, pada kuartal ketiga 2023, uji terbang SAF menggunakan pesawat Garuda Boeing 737-800 menunjukkan performa yang setara dengan bahan bakar fosil.

“Seminar ini menegaskan komitmen Indonesia untuk berkontribusi dalam pengembangan SAF dan pengurangan emisi global. Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, diharapkan SAF akan memainkan peran penting dalam masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan,” tutup Deputi Dida.

Dengan potensi besar dan langkah strategis, bungkil sawit menjadi harapan baru dalam upaya mewujudkan energi terbarukan untuk penerbangan global.***


Bagikan :

Artikel Lainnya