Sawit Bomberay dan Tomage, Pilar Baru Ekonomi Fakfak

Sawit Fakfak dorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan kontribusi Rp2 miliar melalui DBH-Sawit

BERITA

Arsad Ddin

26 Desember 2024
Bagikan :


Plt. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, (Foto: rri.co.id/NicoAfloubun)

Fakfak, HAISAWIT – Perkebunan kelapa sawit di Distrik Bomberay dan Tomage kini menjadi salah satu andalan baru dalam menggerakkan roda perekonomian Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Pemerintah daerah terus mendorong pengelolaan sektor ini untuk menciptakan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat.

Dilihat laman rri.co.id, Rabu (25/12/2024), Plt. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, menyampaikan bahwa perkebunan kelapa sawit di wilayah ini telah dikelola secara profesional dengan dukungan teknologi modern.

Meskipun kapasitas produksi belum optimal, sektor ini telah memberikan kontribusi nyata melalui Dana Bagi Hasil Sawit (DBH-Sawit) sebesar Rp2 miliar dalam dua tahun terakhir.

“Sektor kelapa sawit tidak hanya memiliki potensi besar untuk ekspor global berkat daya saing produknya, tetapi juga membawa dampak sosial yang positif," ujarnya.

Ia menambahkan, "Perkebunan ini telah menciptakan 1.512 lapangan kerja, di mana lebih dari 30 persen merupakan tenaga kerja lokal.”

Pemerintah Kabupaten Fakfak berkomitmen untuk memastikan bahwa pengembangan sektor kelapa sawit berjalan secara berkelanjutan.

Upaya ini dilakukan melalui kerja sama dengan PT Rimbun Sawit Papua Fakfak yang fokus pada pemenuhan standar keberlanjutan melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

Keberlanjutan menjadi salah satu aspek penting dalam pengelolaan sektor kelapa sawit di Fakfak. Pemerintah berharap agar perkebunan sawit tidak hanya menjadi sektor ekonomi baru tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

“Kami optimis sawit akan membawa manfaat besar, tidak hanya untuk daerah tetapi juga bagi masyarakat lokal,” tambah Widhi.

Sektor kelapa sawit di Kabupaten Fakfak juga diarahkan untuk mendampingi pala, yang selama ini menjadi komoditas unggulan tradisional daerah.

Kombinasi kedua sektor ini diharapkan dapat membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat dan beragam bagi Fakfak.

Ke depan, pemerintah daerah akan terus membuka peluang investasi baru di sektor sawit dan memberikan perhatian lebih pada pemberdayaan masyarakat.

Dengan langkah ini, Fakfak optimis untuk menjadikan kelapa sawit sebagai pilar utama pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.***


Bagikan :

Artikel Lainnya