52 Kerja Sama Riset Sawit Ditandatangani, BPDPKS Gelontorkan Rp95 Miliar

BPDPKS menandatangani 52 kerja sama riset sawit 2024 dengan total nilai kontrak Rp95 miliar untuk mendukung pengembangan industri sawit yang berkelanjutan

BERITA

Arsad Ddin

22 November 2024
Bagikan :


Jakarta, HAISAWIT – Program Grant Riset Sawit 2024 memasuki tahap baru dengan ditandatanganinya 52 perjanjian kerja sama antara BPDPKS dan sejumlah lembaga litbang di Indonesia. Nilai total kontrak yang digelontorkan mencapai Rp95 miliar, bertujuan untuk meningkatkan kualitas riset yang mendukung pengembangan industri kelapa sawit nasional yang berkelanjutan.  

Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Mohammad Alfansyah, menyampaikan bahwa sejak tahun 2015, program ini terus berkembang pesat dengan jumlah proposal yang masuk setiap tahunnya semakin meningkat. Pada tahun 2024, BPDPKS menerima 785 proposal dari berbagai lembaga penelitian. Program ini merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mendorong riset yang mendukung pemberdayaan sektor hulu dan hilir industri kelapa sawit. 

“Ibu dan Bapak telah meneliti dan menilai terhadap lebih dari 700 proposal yang berasal dari berbagai bidang riset,” ucap Alfan, seperti dilihat dalam laman resmi BPDPKS, Rabu (20/10/2024).  

Pada acara penandatanganan tersebut, hadir pula Eddy Abdurrachman, Kepala BPDPKS, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa Grant Riset Sawit merupakan program yang dilaksanakan setiap tahun dan berfokus pada riset yang langsung dapat diterapkan pada industri sawit. 

“Grant Riset Sawit merupakan salah satu program BPDPKS yang kami laksanakan secara regular setiap tahun, sebagai bagian dari upaya kami untuk mendorong pengembangan riset di sektor kelapa sawit, yang hasilnya untuk dapat dimanfaatkan dalam pengembangan industri sawit nasional yang berkelanjutan,” ujar Eddy.  

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Prof. Agus Haryono, Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN, juga memberikan paparan mengenai peran penting riset sawit dalam meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. 

“Grant Riset Sawit dapat berperan secara aktif dalam meningkatkan berbagai indikator indeks: regulasi dan hukum terkait sawit, kualitas pendidikan, kolaborasi riset dengan industri, perdagangan luar negeri, infrastruktur riset, kesehatan dan lingkungan,” papar Agus.  

BPDPKS berharap dengan adanya program ini, hasil penelitian yang didanai dapat segera dimanfaatkan oleh industri sawit, baik dalam bentuk produk inovasi baru maupun kebijakan yang mendukung keberlanjutan sektor kelapa sawit. Eddy Abdurrachman juga berpesan kepada para peneliti agar melaksanakan tugas mereka dengan sungguh-sungguh dan memanfaatkan dana yang ada sesuai dengan ketentuan. 

“Saya berpesan kepada peneliti, agar bersungguh-sungguh dalam menjalankan penelitian ini. Belanjakan dana yang ada sesuai dengan ketentuan, laporkan hasil perkembangan ataupun hasil riset sesuai dengan apa adanya, dan pertimbangkan untuk lebih terbuka dalam menerima masukan dari berbagai pihak, karena kolaborasi adalah salah satu kunci keberhasilan dan kemajuan riset di Indonesia,” tutup Eddy.  

Program Grant Riset Sawit 2024 melibatkan 26 lembaga litbang dari perguruan tinggi negeri, swasta, dan kementerian/lembaga pemerintah. Dengan dana yang cukup besar, diharapkan hasil riset ini dapat meningkatkan kualitas dan keberlanjutan industri sawit Indonesia.***

Bagikan :

Artikel Lainnya