Kementerian ESDM Mulai Uji Coba B40 untuk Kereta Api

Kementerian ESDM meluncurkan uji coba penggunaan biodiesel B40 pada kereta api di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, sebagai langkah awal dalam transisi energi

BERITA HAI INOVASI SAWIT HAI PRODUK SAWIT

April

24 Juli 2024
Bagikan :

Jakarta, HAISAWIT - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan uji coba perdana penggunaan biodiesel B40 pada kereta api sebagai langkah baru dalam transisi energi Indonesia. Uji coba ini berlangsung di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, pada Senin (22/7) dengan menggunakan kereta api Bogowonto yang melayani rute Yogyakarta - Pasar Senen.

B40 adalah campuran bahan bakar solar sebesar 60% dan bahan bakar nabati dari kelapa sawit sebesar 40%. Penerapan B40 diharapkan dapat mengurangi konsumsi solar serta emisi gas buang.

“Hari ini merupakan kick off pertama kali kita memasukkannya ke (sektor) perkeretaapian untuk B40 ini,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, dalam sambutannya di acara peluncuran, seperti dilihat pada laman resmi Kementerian ESDM, Selasa (23/7/2024).

Uji coba ini dirancang untuk menguji ketahanan genset kereta api Bogowonto selama 1.200 jam. Dengan estimasi waktu satu kali perjalanan pulang-pergi (PP) dari Lempuyangan ke Pasar Senen memakan waktu 22 jam, dibutuhkan sekitar 50 kali PP atau dua bulan untuk menyelesaikan uji coba tersebut.

“Kami berharap semua uji penggunaan bisa selesai Desember ini sehingga penggunaan B40 secara penuh bisa dilakukan tahun 2025,” Eniya menambahkan

Program B40 ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan adopsi biodiesel berbasis kelapa sawit di berbagai jenis kendaraan. Setelah implementasi B40 di industri mobil empat tahun lalu, uji coba tahun ini akan difokuskan pada alat pertanian (alsintan) dan sektor perkeretaapian.

Selain itu, sektor pertambangan, alat berat, alat perkapalan, dan pembangkit listrik akan segera menyusul, dengan uji coba di Balikpapan, Kalimantan Timur. Diperkirakan total kebutuhan B40 akan mencapai 16 juta kiloliter.

Eniya optimis bahwa penggunaan B40 akan meningkatkan penghematan devisa negara dari pengurangan impor solar dibandingkan dengan penggunaan biodiesel B35 sebelumnya. Tahun 2023, penghematan devisa dari B35 mencapai Rp 122 triliun dan diharapkan jumlah yang sama tercapai tahun ini.

“Kalau tahun depan sudah beralih ke B40, penghematan bisa mencapai sekitar 9 miliar dollar AS (sekitar Rp 144 triliun),” ujarnya.

Selain itu, penggunaan B40 diproyeksikan menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) hingga 42,5 juta ton pada 2025.

Vice President of Logistics PT KAI, Suryawan Putra Hia, mengungkapkan bahwa PT KAI saat ini menggunakan 300 juta liter bahan bakar B35 dan tidak mengalami masalah performa mesin. Oleh karena itu, dia optimistis bahwa peralihan ke B40 akan berjalan lancar.

“Sejauh ini (penggunaan biodiesel untuk bahan bakar KA) no issue. Nanti mungkin yang B100 yang challenge banget dan kita optimis kalau B40 ini nggak akan berdampak signifikan pada mesin,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), Mustafid Gunawan, menyatakan bahwa uji coba dilakukan pada mesin lokomotif dan genset kereta api. Uji mesin lokomotif dilakukan pada kereta barang rute Jakarta-Surabaya, sedangkan uji genset dilakukan pada kereta Bogowonto rute Lempuyangan-Pasar Senen.

“Uji mesin lokomotif sudah dimulai sejak 3 Juli 2024 dan selesai Desember 2024. Adapun uji genset dilakukan selama 1.200 jam yang dimulai hari ini hingga November 2024,” terangnya.

Untuk mendukung uji coba ini, PT KAI telah membangun fasilitas blending dan pengisian bahan bakar di lima lokasi yaitu Cipinang (Jakarta), Arjawinangun (Cirebon), Cepu (Blora), Lempuyangan (Yogyakarta), dan Pasar Turi (Surabaya).

Kementerian ESDM berharap uji coba B40 ini dapat menjadi langkah signifikan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung pencapaian target emisi karbon nasional.

Bagikan :

Artikel Lainnya